Tampilkan postingan dengan label Religi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Religi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 17 Mei 2012

Kata Indah Seorang Istri

Met Milad ya suami ku tercinta.. :*
Mudahan panjang umur,diberikan kesehatan,dilancarkan semua urusannya,dilapangkan rejekinya,jadi suami dan Ayah yg sholeh dan baek buat mamah dan naufal,tambah sayang sama keluarga.. Amin :* ({})

Suamiku tercinta…
Selamat ulang tahun ya sayang…
Hari ini usiamu bertambah satu tahun…
Doaku akan slalu mengiringi dstiap langkahmu…
Malam ini kubuat serangkaian kata cinta ini untukmu…
Kekasih hatiku…
Taukah engkau kebahagiaanku adalah saat saat bersamamu…
Taukah engkau stiap waktu bersamamu adalah keindahan bagiku…
Taukah engkau tidak akan ada yg bisa mengalahkan cinta yg telah engkau berikan kepadaku..
Smua itu
sangat berarti untukku..
Smua itu
sangat berharga untukku..
Smua itu adalah anugerah terindah untukku…
Demi nama cinta kupersembahkan cinta ini lebih dari apapun ddunia ini…
Demi nama cinta kupersembahkan sedalam dalamnya hatiku…
cinta ini akan slalu aku berikan untukmu seumur hidupku sampai akhir nafasku aku akan slalu mengatakan aku sangat mencintaimu…
Sungguh Kumencintaimu karena Allah……
Sayangku…
Terimakasih slama ini sudah menerima segala kekuranganku…
Setiap hari kau berikan aku merasakan hangatnya cinta selayaknya matahari yg mengunjungi bumi dstiap pagi dan siang…
Setiap hari kau berikan sinar dhatiku seperti bintang dan rembulan yg slalu berpendar dlangit malam…
Engkaulah penjaga hatiku…
Engkaulah penyejuk jiwaku…
Engkaulah cintaku….
smoga kita selalu dalam RidhoNya dan selalu diberikan kebahagiaan dunia akhirat…… Maafkan atas segala kekuranganku slama ini…
Happy birthday ya honey…

Mamah sayang Ayah...

Indah Susanti to Arif Rahman

Kamis, 12 Januari 2012

Karena Pesona Islam,Mengantarku Menjadi Seorang Muslim


Hidayah, merupakan hak mutlak milik Allah semata. Siapapun ia, baik itu dari golongan manusia, malaikan, dan jin, tidak akan pernah mampu memberikannya kepada siapa yang ia kehendakai, tak terkecuali terhadap familinya sendiri. Begitulah yang terjadi pada diri Nabi Nuh. Meskipun beliau sebagai Nabi –bahkan termasuk ulul ‘azmi– tetapi tetap beliau tidak mampu menghembuskan hidayah ke sanubari anaknya. Maka, matilah anaknya dalam kekafiran.
Kisah yang hampir sama, juga dialami oleh baginda Rosulullah Solallahu ‘alai wasallam. Betapa besar harapan beliau, agar pamannya, Abu Tholib, dengan lapang dada mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah (sebagai syarat keislaman seseorang), selagi nyawa masih dikandung badan. Takdir berkata lain, hingga ajal mejemput, kalimat yang akan menyelamatkannya dari siksa api nereka, juga tidak terucap.
Begitu pula sebaliknya, ketika Allah telah memutuskan untuk memberi petunjuk terhadap manusia yang ia kehendaki, maka, satu makhlukpun tidak akan mampu menghalanginya. Hamba tersebut akan mengecap manisnya keimanan, meskipun, kalau ditinjau dari segi umur, hamba tersebut masih tergolong amat belia. Dalam hal ini, Ali bisa dijadikan contoh.
Ilustrasi di atas, sangat mirip dengan perjalanan spiritualku, dalam mendapatkan cahaya Islam, beberapa belas tahun yang lalu, ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar.
Aku adalah anak ke dua dari delapan bersaudara. Terlahir di tengah-tengah keluarga yang menganut agama Nasrani. Untuk menjaga orisinalitas paham trinitas, orangtua senantiasa mendoktrinku tentang ajaran Kristen, setiap kali hendak makan malam. Karenanya, meskipun masih tergolong usia dini (9-10), sedikit-banyak ajaran Kristen sudah aku kuasai.
Namun, keyakinan yang selama ini aku pegang sedari lahir, mengalami “goncangan”, ketika suatu malam, tepatnya pada malam hari raya ’Idul Fitri, aku terjaga dari tidur, karena mendengar suara takbir yang menggelora, memecahkan keheningan malam.
Lantunan tersebut sangat menyejukkan hatiku. Tanpa disadari, air mata pun meleleh karenanya.
”Apa yang membuatku menangis?. Bukankah kalimat-kalimat ini sering aku dengar, tiap kali kaum Muslim  memperingati hari-hari raya mereka. Tapi kenapa, sekarang terasa beda. Seolah timbul kesejukan di hati karenanya?” ujarku dalam hati.
Peristiwa yang terjadi malam itu, terus berlanjut keesokan harinya. Menyaksikan kaum muslimin yang berpakaian rapih dengan semangat menuju masjid untuk melaksanakan shalat Id, ikut mengguncang batinku. Melihat kekompakan antar mereka –saling sapa, senyum, bersalam-salaman– sangat membuatku terasa iri.
Bulu kudukku pun berdiri manyaksikannya. Air mata tak terbendung lagi. Heran melihat perilakuku yang tidak seperti biasanya, orangtuaku menanyai akan perihal yang telah membuat hatiku sedih. Untuk menutup peristiwa ini, aku jawab sekenanya.
”Enggak, bu, tidak ada apa-apa kok,” timpalku singkat.
Dijemput Cahaya
Menjadi seorang hakim adalah cita-citaku. Sebab itu, saya sangat antusias, ketika ada seorang tokoh Islam mengajakku untuk ke pesantren, yang jaraknya ratusan kilo dari rumah. Tentusaja aku masih seorang pemeluk Kristen. Sebab pikirku saat itu, pesantren adalah sekolah favorit, yang bisa dijadikan jalan untuk menggapai cita-cita.  Orangtuaku pun setuju dengan seruan ustadz ini. Karena memang dari segi finansial, mereka termasuk golongan yang berada.
Untung tidak bisa diraih, malang tak dapat ditolak. Ketika kaki menginjak pesantren, gambaran akan megahnya gedung, lengkapnya sarana dan prasarana pembelajaran seketika hilang dari benak pikiran ketika menyaksikan kondisi fisik pesantren, yang menurut saya –maaf– pada saat itu sangat memprihatinkan. Bayangkan, bangunannya hanya terdiri dari tiga buah gedung, yang terbuat dari papan, plus satu masjid. Rinciannya, satu bangunan untuk pengurus, satu lagi untuk asrama, dan satu lagi untuk ruang belajar. Maka wajar, secara spontanitas aku menolak, dan mendesak untuk balik pulang.
Setelah dibujuk oleh ustadz yang mengantarkanku dan pimpinan pesantren, aku akhirnya tunduk untuk tetap tinggal, “Coba dulu. Nanti, kalau memang tidak kerasan 1-2 minggu, baru kamu boleh pulang. Yang penting sekarang dicoba dulu,” ujar mereka menasehati.
Jujur, yang membuat saya tertarik untuk menerima tawaran ini, bukan semata-mata karena ucapan ustadz ataupun pimpinan. Terdapat pemandangan baru di pesantren ini, yang mana tidak pernah saya nikmati sebelummnya. Dan pemandangan tersebut sangat menyentuh hati.  Dan itu terjadi ketika menyaksikan para santri berduyun-duyun pergi ke masjid untuk melaksanakan sholat dengan berpakaian rapih, serta mententeng Al-Quran. ”Sungguh menakjubkan! Indah sekali kehidupan para santri di sini.”
Mereka sangat bersemangat lagi rapi-rapi, dan saling menyayangi,” ungkapku dalam hati. Peristiwa inilah yang paling mendasari keputusanku.
Meskipun dari sekian penghuni pesantren, cuma aku yang beragama Nasrani, tapi teman-teman tidak pernah mengasingkanku, lebih-lebih pimpinannya. Masih sangat terngiang di ingatanku bagaimana beliau berujar pada suatu hari, ”Kamu silahkan mau tidur di sini. Mengenai kegiatan-kegiatan pesantren, kalau kamu minat untuk mengikuti, ya, silahkan. Kalau tidak, pun tidak apa-apa. Saya tidak akan pernah memaksamu untuk masuk Islam,” jelasnya dengan rendah hati.
Suatu hari,  setelah beberapa bulan di pesantren, timbul keinginanku untuk belajar membaca Al-Quran. Sebabnya, saya pernah mendengar pimpinan mengaji dengan begitu merdunya, sehingga menuntutku untuk menyimak ngaji tersebut secara diam-diam. Saat itu batinku pun berkata, ”Kenapa bacaan seindah ini, tidak pernah aku temukan saat medengarkan Bible?”
Hal ini semakan menambah minatku untuk belajar membacanya. Aku minta temanku untuk mengajariku, hampir setiap hari. Subhanallah! Jika tidak karena  pertolongan Allah, mungkin tak terjadi. Hanya dengan waktu yang relatif singkat (3-4 bulan), saya telah mampu membaca Al-Quran dengan lancar. Tidak cukup itu saja, baca-bacaan sholat juga telah kuhafal, termasuk juga surat-surat pendek dari juz ’Amma.
Terbitnya Hidayah Islam
Di pehujung sekolah dasar, batinku mengalami goncangan yang sangat dahsyat. Aku dibingungkan dengan kondisiku saat itu, sebagai seorang Nasrani, namun, juga mengikuti beberapa ajaran Islam seperti sholat. Bahkan, beberapa surat dari Al-Quran sudah aku hafal.
Diam-diam aku berfikir, bagaimana reaksi orangtuaku sekiranya mereka mengetahui aku mempelajari Al-Quran? Dan menyimpang agama nenek moyang kami?  Namun di lain pihak, aku semakin merasakan akan kebenaran agama Islam.
Setelah melakukan perenungan yang begitu rumit, akhirnya aku putuskan untuk berislam, dengan konsekwensi, siap menanggung apapun yang menghadang, termasuk keluargaku sendiri.
Suati pagi, setelah keputusanku itu bulat, aku menghadap pimpinan. Saya utarakan maksud dan tujuanku, bahwa saya ingin masuk Islam. Setelah mendengar penuturanku, seketika beliau menangis tersedu-sedu seraya memelukku. Setelah itu, dengan masih dilinangi air mata, beliaupun langsung sujud (sujud syukur). Menyaksikan hal ini, butiran beningpun keluar dari pelopak mataku.
”Kalau memang keputusanmu sudah bulat, setelah shalat jama’ah dhuhur, kamu ucapkan syahadat dengan saksi para jama’ah shalat,” terang beliau dengan terbata-bata.
Seusai sholat jama’ah, aku pun dianjurkan oleh pimpinan untuk maju ke depan. Dengan hati yang bergemuruh, aku langkahkan kaki. Ketika mengadahkan pandangan ke  para jama’ah yang hadir, mataku langsung tertuju pada sosok laki-laki yang tidak asing lagi bagiku.  Ia berderaikan air mata yang begitu derasnya. Tersirat dari kedua matanya akan keharuan peristiwa yang aku alami. Tidak lain laki-laki tersebut adalah ustadz yang yang berasal dari kampungku, yang telah “menjerumuskanku” mengenal nikmat Islam di pesantren. Akupun akhirnya tak kuasa menahan air mata. Setelah aku mengucapkan dua kalimat syahadat dengan dipandu oleh pimpinan pesantren, aku mengucapkan, “Asyhadu An-Laa Ilaaha Illallâh.Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullâh.”
Usai aku membacakan kalimay syahadat, hujan takbirpun memecahkan keheningan seluruh masjid. Sejak itu, resmilah aku berpindah agama, tanpa sepengetahuan orangtuaku.
Sekelumit Duri
Tidak ada jalan mulus untuk meraih ridha-Nya. Semua butuh perjuangan, semua butuh pengorbanan. Begitu pula yang aku alami, setelah memproklamirkan diri sebagai muslim, keluarga adalah tantangan beratku, terutama kedua orangtua. Mereka sangat marah dengan mengetahui keislamanku.
“Mulai dari nenek moyangmu dulu, tidak ada satupun keluarga kita yang pernah ganti agama,” bentak mereka.
Bahkan, puncaknya, mereka mempersilahkan saya untuk keluar rumah, apabila masih tetap berpegang teguh dengan pendirianku. Syukurnya, nenek, menahan langkah kakiku, dan marah kepada kedua orangtuaku. “Kalau kalian berani mengusirnya, justru saya yang akan mengusir kalian dari rumah ini,” tegasnya kepada kedua orangtuaku. Akhirnya, akupun tidak jadi keluar rumah.
Setelah beberapa lama tinggal seatap dengan keluarga yang semuanya berbeda keyakinan denganku, aku merasa perlu berhijrah, demi menyelamatkan keimananku. Aku takut, lambat laun, iman yang telah lama kusemai, layu dan mati karena tumbuh di tempat yang tidak seharusnya. Karena itu, aku pamitan kepada mereka untuk tinggal di rumah teman (beragama Islam) yang letaknya ada di desa sebelah. Merekapun mengiakan.
Semenjak itu aku tidak lagi tinggal bersama mereka. Meskipun demikian, hubungan kami telah mencair, bahkan tidak jarang mereka mengirimiku uang saku.
Saat ini, aku sedang kuliah di salah satu perguruan tinggi Islam di Surabaya. Besar harapanku, sepulang dari menuntut ilmu ini, aku bisa mengamalkannya di kampung halaman, terkhusus menghantarkan seluruh keluargaku untuk masuk Islam.
Pesanku kepada saudara-saudara muslim tercinta, tunjukkanlah perilaku seorang muslim sejati, yang sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh syari’at. Karena boleh jadi, musuh-musuh Islam membenci agama ini, karena kesalahan kita sendiri yang tidak mampu mencerminkan sosok muslim yang sesuai dengan apa yang dituntunkan oleh agama hanif ini. Perilaku Rosulullah, tauladan kita, harus menjadi pijakan dalam setiap gerak-gerik keseharian kita.[Kisah ini disampaikan oleh Lossa, pria asal Seppa, Ambon, kepada hidayatullah.com/Robin Sah]

Selasa, 03 Januari 2012

Ilmuwan Muslim Dunia



Abu Rayhan al-Biruni adalah seorang ilmuwan besar, fisikawan, astronom, sosiolog, sastrawan, sejarawan dan matematikawan yang nilainya tidak pernah diketahui. Dia dipertimbangkan sebagai bapak dari unified field theory (teori segala sesuatu -pen) oleh peraih penghargaan Nobel Profesor Abdus Salam. Abu Rayhan al-Biruni hidup hampir seribu tahun yang lalu dan sezaman dengan Ibn Sina (Avicenna) dan Sultan Mahmoud Ghazni.
Pada saat menjelang akhir hayatnya, Biruni dikunjungi oleh tetangganya yang merupakan ahli fiqih. Abu Rayhan masih dalam keadaan sadar, dan tatkala melihat sang ahli fiqih, dia bertanya kepadanya tentang hukum waris dan beberapa hal yang berhubungan dengannya. Sang ahli fiqih terkesima melihat seseorang yang sekarat masih tertarik dengan persoalan-persoalan tersebut. Abu Rayhan berkata, “Aku ingin bertanya kepadamu: mana yang lebih baik, meninggal dengan ilmu atau meninggal tanpanya?” Sang ahli fiqih menjawab, “Tentu saja lebih baik mengetahui dan kemudian meninggal.” Abu Rayhan berkata, “Untuk itulah aku menanyakan pertanyaanku yang pertama.” Beberapa saat setelah sang ahli fiqih tiba dirumahnya, tangisan duka mengatakan kepadanya bahwa Abu Rayhan telah meninggal dunia. (Murtaza Mutahhari: Khutbah Keagamaan)

——————————————————————————————————————————————————————-

Sebuah Ilustrasi pergerakan fase bulan dari buku karya Abu Rayhan al-Biruni
[Sumber: Wikipedia]
——————————————————————————————————————————————————————-
Lalu setelah itu, hampir seribu tahun yang lalu, ketika umat muslim adalah pembawa obor pengetahuan pada zaman kegelapan. Mereka menciptakan peradaban Islam, didorong oleh penelitian dan penemuan ilmiah, yang membuat bagian dunia lainnya iri selama berabad-abad.
Dalam kata-kata Carli Fiorina, seorang CEO Hewlett Packard yang visioner dan berbakat tinggi, “Adalah para arsitek yang mendesign bangunan-bangunan yang mampu melawan gravitasi. Adalah para matematikawan yang menciptakan aljabar dan algoritma yang dengannya komputer dan enkripsi data dapat tercipta. Adalah para dokter yang memeriksa tubuh manusia, dan menemukan obat baru untuk penyakit. Adalah para astronom yang melihat ke langit, memberi nama bintang-bintang, dan membuka jalan bagi perjalanan dan eksplorasi antariksa. Adalah para sastrawan yang menciptakan ribuan kisah; kisah-kisah perjuangan, percintaan dan keajaiban. Ketika negeri lain takut akan gagasan-gagasan, peradaban ini berkembang pesat dengannya dan membuat mereka penuh energi. Ketika ilmu pengetahuan terancam dihapus akibat penyensoran oleh peradaban sebelumnya, peradaban ini menjaga ilmu pengetahuan tetap hidup, dan menyebarkannya kepada peradaban lain. Tatkala peradaban barat modern sedang berbagi pengetahuan ini, peradaban yang sedang saya bicarakan ini adalah dunia Islam bermula pada tahun 800 hingga 1600, yang termasuk di dalamnya Dinasti Ottoman dan kota Baghdad, Damaskus dan Kairo, dan penguasa agung seperti Sulaiman yang Bijak. Walaupun kita sering kali tidak menyadari hutang budi kita kepada peradaban ini, sumbangsihnya merupakan bagian dasar dari kebudayaan kita. Teknologi industri tidak akan pernah hadir tanpa kontribusi para matematikawan arab.”
Sebenarnya, sangatlah sulit untuk mencari bidang ilmu pengetahuan yang tidak berhutang budi kepada para pionir ini. Di bawah ini adalah daftar singkat, tanpa bermaksud menyatakannya sebagai yang terlengkap, para ilmuwan muslim dari abad 8 hingga abad 14.
701 (Meninggal) * Khalid Ibn Yazeed * Ilmuwan kimia
721-803 * Jabir Ibn Haiyan * Ilmuwan kimia (Seorang ilmuwan kimia muslim populer)
740 * Al-Asma’i * Ahli ilmu hewan, ahli tumbuh-tumbuhan, ahli pertanian
780 * Al-Khwarizmi (Algorizm) * Matematika (Aljabar, Kalkulus), Astronomi

——————————————————————————————————————————————————————-
Kitab al-Hayawan. Sebuah kitab berisi ensklopedia berbagai jenis binatang karya ahli ilmu hewan muslim al-Jahiz. Pada kitab ini al-Jahiz memaparkan berbagai macam teori, salah satunya mengenai interaksi antara hewan dengan lingkungannya.
——————————————————————————————————————————————————————-
776-868 * Amr Ibn Bahr al-Jahiz * Ahli ilmu hewan
787 * Al Balkhi, Ja’far Ibn Muhammad (Albumasar) * Astronomi
796 (Meninggal) * Al-Fazari, Ibrahim Ibn Habib * Astronomi

——————————————————————————————————————————————————————-
Gambar Al-Kindi pada sebuah perangko terbitan negara Syria
[Sumber: Wikipedia]
——————————————————————————————————————————————————————-
800 * Ibn Ishaq Al-Kindi (Alkindus) * Kedokteran, Filsafat, Fisika, Optik
815 * Al-Dinawari, Abu Hanifa Ahmed Ibn Dawud * Matematika, Sastra
816 * Al Balkhi * Ilmu Bumi (Geography)
836 * Thabit Ibn Qurrah (Thebit) * Astronomi, Mekanik, Geometri, Anatomi
838-870 * Ali Ibn Rabban Al-Tabari * Kedokteran, Matematika
852 * Al Battani Abu Abdillah * Matematika, Astronomi, Insinyur
857 * Ibn Masawaih You’hanna * Kedokteran
858-929 * Abu Abdullah Al Battani (Albategnius) * Astronomi, Matematika
860 * Al-Farghani, Abu al-Abbas (Al-Fraganus) * Astronomy, Tehnik Sipil
864-930 * Al-Razi (Rhazes) * Kedokteran, Ilmu Kedokteran Mata, Ilmu Kimia
973 (Meninggal) * Al-Kindi * Fisika, Optik, Ilmu Logam, Ilmu Kelautan, Filsafat
888 (Meninggal) * Abbas Ibn Firnas * Mekanika, Ilmu Planet, Kristal Semu

——————————————————————————————————————————————————————-
Sebuah Observatorium yang dibangun oleh para ilmuwan muslim
——————————————————————————————————————————————————————-
900 (Meninggal) * Abu Hamed Al-Ustrulabi * Astronomi
903-986 * Al-Sufi (Azophi) * Astronomi
908 * Thabit Ibn Qurrah * Kedokteran, Insinyur
912 (Meninggal) * Al-Tamimi Muhammad Ibn Amyal (Attmimi) * Ilmu Kimia
923 (Meninggal) * Al-Nirizi, AlFadl Ibn Ahmed (Altibrizi) * Matematika, Astronomi
930 * Ibn Miskawayh, Ahmed Abu Ali * Kedokteran, Ilmu Kimia
932 * Ahmed Al-Tabari * Kedokteran
934 * Al-Istakhr II * Ilmu Bumi (Peta Bumi)
936-1013 * Abu Al-Qosim Al-Zahravi (Albucasis) * Ilmu Bedah, Kedokteran
940-997 * Abu Wafa Muhammad Al-Buzjani * Matematika, Astronomi, Geometri
943 * Ibn Hawqal * Ilmu Bumi (Peta Dunia)
950 * Al Majrett’ti Abu al-Qosim * Astronomi, Ilmu Kimia, Matematika
958 (Meninggal) * Abul Hasan Ali al-Mas’udi * Ilmu Bumi, Sejarah
960 (Meninggal) * Ibn Wahshiyh, Abu Bakar * Ilmu Kimia, Ilmu Tumbuh-tumbuhan
965-1040 * Ibn Al-Haitham (Alhazen) * Fisika, Optik, Matematika

——————————————————————————————————————————————————————-
Seorang astronom muslim sedang mengamati bintang di langit.
——————————————————————————————————————————————————————-
973-1048 * Abu Rayhan Al-Biruni * Astronomy, Matematika, Sejarah, Sastra
976 * Ibn Abil Ashath * Kedokteran

——————————————————————————————————————————————————————-
Ibnu Sina (980-1037) Seorang ilmuwan muslim. Di barat dikenal sebagai Avicenna. Beliau juga dikenal sebagai seorang Filosof, Matematikawan, Astronom, Ahli Kimia, Penyair, Psikolog, Hafiz (Penghapal Al-Quran), Negarawan dan seorang Ulama.
[Sumber: Wikipedia]
——————————————————————————————————————————————————————-
980-1037 * Ibn Sina (Avicenna) * Kedokteran, Filsafat, Matematika, Astronomi
983 * Ikhwan A-Safa (Assafa) * (Kelompok Ilmuwan Muslim)
1001 * Ibn Wardi * Ilmu Bumi (Peta Dunia)
1008 (Meninggal) * Ibn Yunus * Astronomy, Matematika.
1019 * Al-Hasib Alkarji * Matematika
1029-1087 * Al-Zarqali (Arzachel) * Matematika, Astronomi, Syair
1044 * Omar Al-Khayyam * Matematika, Astronomi, Penyair
1060 (Meninggal) * Ali Ibn Ridwan Abu Hassan Ali * Kedokteran
1077 * Ibn Abi Sadia Abul Qasim * Kedokteran
1090-1161 – Ibn Zuhr (Avenzoar) * Ilmu Bedah, Kedokteran
1095 – Ibn Bajah, Mohammed Ibn Yahya (Avenpace) * Astronomi, Kedokteran
1097 – Ibn Al-Baitar Diauddin (Bitar) * Ilmu Tumbuh-Tumbuhan, Kedokteran, Ilmu

——————————————————————————————————————————————————————-
Peta Dunia digambar oleh Al-Idrisi pada tahun 1154
[Sumber: Wikipedia]
——————————————————————————————————————————————————————-
1099 – Al-Idrisi (Dreses) * Ilmu Bumi (Geography), Ahli Ilmu Hewan, Peta Dunia (Peta Pertama)
1110-1185 – Ibn Tufayl, Abubacer Al-Qaysi * Filosofi, Kedokteran
1120 (Meninggal) – Al-Tuhra-ee, Al-Husain Ibn Ali *Ahli Kimia, Penyair
1128 – Ibn Rushd (Averroe’s) * Filosofi, Kedokteran, Astronomi
1135 – Ibn Maymun, Musa (Maimonides) * Kedokteran, Filosofi

——————————————————————————————————————————————————————-
Sketsa otomatisasi menggunakan air karya Al-Razaz Al-Jazari
[Sumber: Wikipedia]
——————————————————————————————————————————————————————-
1136 – 1206 – Al-Razaz Al-Jazari * Astronomi, Seni, Insinyur mekanik
1140 – Al-Badee Al-Ustralabi * Astronomi, Matematika
1155 (Meningal) – Abdel-al Rahman al Khazin *Astronomi
1162 – Al Baghdadi, Abdel-Lateef Muwaffaq * Kedokteran, Ahli Bumi (Geography)
1165 – Ibn A-Rumiyyah Abul’Abbas (Annabati) * Ahli Tumbuh-tumbuhan
1173 – Rasheed Al-Deen Al-Suri * Ahli Tumbuh-tumbuhan
1180 – Al-Samawal * Matematika
1184 – Al-Tifashi, Shihabud-Deen (Attifashi) *Ahli Logam, Ahli Batu-batuan
1201-1274 – Nasir Al-Din Al-Tusi * Astronomi, Non-Euclidean Geometri

——————————————————————————————————————————————————————-
Sebuah sketsa anatomi tubuh manusia yang digambar oleh ilmuwan muslim.
——————————————————————————————————————————————————————-
1203 – Ibn Abi-Usaibi’ah, Muwaffaq Al-Din * Kedokteran
1204 (Meninggal) – Al-Bitruji (Alpetragius) * Astronomi
1213-1288 – Ibn Al-Nafis Damishqui * Astronomi
1236 – Kutb Aldeen Al-Shirazi * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography)
1248 (Meninggal) * Ibn Al-Baitar * Farmasi, Ahli Tumbuh-tumbuhan (Botany)
1258 – Ibn Al-Banna (Al Murrakishi), Azdi * Kedokteran, Matematika
1262 – Abu al-Fath Abd al-Rahman al-Khazini * Fisika, Astronomi
1273-1331 – Al-Fida (Abdulfeda) * Astronomi, Ilmu Bumi (Geography)
1360 – Ibn Al-Shater Al Dimashqi * Astronomi, Matematika
1320 (Meninggal) – Al Farisi Kamalud-deen Abul-Hassan *Astronomy, Fisika
1341 (Meninggal) – Al Jildaki, Muhammad Ibn Aidamer * Ilmu Kimia
1351 – Ibn Al-Majdi, Abu Abbas Ibn Tanbugha * Matematika, Astronomi
1359 – Ibn Al-Magdi, Shihab Udden Ibn Tanbugha * Matematika, Astronomi

——————————————————————————————————————————————————————-
Sebuah sketsa astronom muslim Ibn al-Shatir (1304-1375) tentang pergerakan planet Merkurius.
[Sumber: Wikipedia]
——————————————————————————————————————————————————————-
1375 (Meninggal) – Ibn al-Shatir * Astronomi
1393-1449 – Ulugh Beg * Astronomi
1424 – Ghiyath al-Din al Kashani * Analisis Numerikal, Perhitungan

Dengan deretan sarjana muslim seperti itu, tidaklah sulit untuk menyetujui apa yang dikatakan George Sarton, ” Tugas utama kemanusian telah dicapai oleh para muslim. Filosof terbaik, Al-Farabi adalah seorang muslim. Matematikawan terbaik Abul Kamil dan Ibn SinaAl-Masudiadalah seorang muslim dan Al-Tabari ahli sejarah terbaik juga seorang muslim. adalah muslim. Ahli geography (Ilmu Bumi) dan ensklopedia terbaik
Sejarah sebelum Islam dipenuhi dengan perkiraan-perkiraan, desas-desus dan mitos-mitos. Adalah seorang ahli sejarah muslim yang pertama kali memperkenalkan metode sanad dan matan yang melacak keaslian dan keutuhan sebuah informasi langsung dari saksi mata. Menurut seorang ahli sejarah Bucla “Metode ini belumlah dipraktekkan oleh Eropa sebelum tahun 1597.” Metode lainnya: adalah penelitian sejarah bersumber dari ahli sejarah terkemukaIbn Khaldun. Pengarang dari Kashfuz Zunun memberikan daftar 1300 buku-buku sejarah yang ditulis dalam bahasa Arab pada masa beberapa abad sejak munculnya Islam.
Sekarang lihatlah dunia kaum muslim. Kapankah anda terakhir kali mendengar seorang muslim memenangkan hadiah Nobel dalam bidang ilmu pengetahuan dan kedokteran? Bagaimana dengan publikasi ilmiah? Sayangnya, anda tidak akan menemukan banyak nama kaum Muslim dalam bidang ilmu pengetahuan dan makalah-makalah ilmiah. Apa yang kurang? Alasan apa yang kita miliki?
Sebuah publikasi yang baru saja diterbitkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menanggapi pembangunan di wilayah Arab mengemukakan bahwa dunia Arab yang terdiri dari 22 negara menerjemahkan 330 buku per tahun. Angka itu sangat menyedihkan, hanya seperlima dari jumlah buku-buku yang diterjemahkan oleh sebuah negara kecil Yunani dalam setahunnya! (Spanyol menerjemahkan rata-rata 100,000 buku setiap tahunnya). Mengapa ada alergi atau keengganan untuk menerjemahkan ilmu yang asal-muasalnya berasal dari nenek moyang kita sendiri untuk mendapatkan kembali warisan terdahulu dengan menganalisa, mengumpulkan, menyempurnakan dan menyalurkan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi umat manusia?
Mengapa tingkat pendidikan pada kaum Muslim rendah sementara ayat pertama pada Al-Quran adalah ‘Iqra (berarti: Bacalah)? Apakah mereka lupa akan hadis Nabi mereka: “Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim”?
Bagaimana dengan hadis Nabi yang berbunyi:
“Keutamaan orang berilmu atas ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan purnama atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi mewariskan ilmu. Maka barangsiapa yang mengambilnya berarti telah mengambil bagian yang banyak.” [HR Abu Dawud dan Tirmidzi]
Begitu giatnya kaum Muslim pada saat ini mencari kekayaan hingga mereka sendiri tidak tahu bagaimana untuk membelanjakannya. Sikap seperti itu begitu beresiko dan memalukan.
Keutamaan Ilmu dibandingkan harta
Diriwayatkan suatu hari sepuluh orang terpelajar mendatangi Imam Ali ra. Mereka ingin mengetahui mengapa ilmu lebih baik daripada harta dan mereka meminta agar masing-masing dari mereka diberikan jawaban yang berbeda. Imam Ali ra menjawab sebagaimana berikut:
[1] Ilmu adalah warisan Nabi, sebaliknya harta adalah warisan Firaun. Sebagaimana Nabi lebih unggul daripada Firaun, maka ilmu lebih baik daripada harta.
[2] Engkau harus menjaga hartamu, tetapi Ilmu akan menjagamu. Maka dari itu, Ilmu lebih baik daripada harta.
[3] Ketika Ilmu dibagikan ia semakin bertambah. Ketika harta dibagikan ia berkurang. Seperti itulah bahwa ilmu lebih baik daripada harta.
[4] Manusia yang mempunyai banyak harta memiliki banyak musuh, sedangkan manusia berilmu memiliki banyak teman. Untuk itu, ilmu lebih baik daripada harta.
[5] Ilmu menjadikan seseorang bermurah hati karena pandangannya yang luas, sedangkan manusia kaya dikarenakan kecintaannya kepada harta menjadikannya sengsara. Seperti itulah bahwa ilmu lebih baik daripada harta.
[6] Ilmu tidak dapat dicuri, tetapi harta terus-menerus terekspos oleh bahaya akan pencurian. Maka, ilmu lebih baik daripada harta.
[7] Seiring berjalannya waktu, kedalaman dan keluasan ilmu bertambah. Sebaliknya, timbunan dirham menjadi berkarat. Untuk itu, ilmu lebih baik daripada harta.
[8] Engkau dapat menyimpan catatan kekayaanmu karena ia terbatas, tetapi engkau tidak dapat menyimpan catatan ilmumu karena ia tidak terbatas. Untuk itulah mengapa ilmu lebih baik daripada harta.
[9] Ilmu mencerahkan pikiran, sementara harta cenderung menjadikannya gelap. Maka dari itu, ilmu lebih baik daripada harta.
[10] Ilmu lebih baik daripada harta, karena ilmu menyebabkan Nabi berkata kepada Tuhan “Kami menyembah-Nya sebagaimana kami adalah hamba-hamba-Nya”, sementara harta membahayakan, menyebabkan Firaun dan Nimrud bersikap congkak dengan menyatakan diri mereka sebagai Tuhan.
Betapa arifnya! Tapi saat ini masyarakat kita tidak bergairah untuk mencari ilmu. Mengapa? Apakah mereka mengetahui apa yang dikatakan Imam Ibn Hazm (RA) – seorang ulama besar dari Andalusia Spanyol, ahli fiqh dan penyair – yang mengatakan? “Jika ilmu pengetahuan membuat orang bodoh hormat dan segan kepadamu, dan kaum terpelajar menghargai dan mencintaimu, alasan itu sudah cukup untuk menyemangatimu untuk mencari ilmu….Jika kebodohan hanya bisa membuat orang bodoh iri atas orang berilmu dan senang melihat orang yang bodoh seperti mereka, alasan ini cukup untuk mengharuskan kita mencarinya (ilmu)…Jika ilmu pengetahuan dan sikap ketaatan diri dalam meraihnya tidak memiliki tujuan apapun selain membebaskan manusia dari lelahnya kegelisahan dan kecemasan yang membuat pikiran menderita, alasan-alasan itu sangatlah cukup untuk membawa kita untuk mencari ilmu.” Saya hanya berharap perkataannya akan membangunkan masyarakat kita untuk mencari dan menguasai ilmu pengetahuan.
Solusi untuk keadaan sulit yang kita hadapi saat ini:
Ketika banyak solusi yang bisa saya tunjukkan untuk membawa kita dari kesulitan ini, saya memutuskan untuk membahas tiga hal utama di bawah, yang dua diantaranya berhubungan dengan tanggungjawab sosial dan masyarakat.
1. Mencari Ilmu Pengetahuan:
Alasan utama dibalik kegemilangan kaum Muslim awal terletak pada pencarian mereka akan ilmu pengetahuan walaupun ilmu itu harus diperoleh ditempat yang sulit dan tersembunyi. Sebagai anak-anak Islam sejati, mereka mengerti akan hadis Nabi:
“Barangsiapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu maka ia berada di jalan Allah (fisabilillah) hingga ia kembali (ke rumahnya)” (HR.Tirmidzi)
Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR.Muslim)
Kaum Muslim seharusnya merenungkan apa yang dikatakan Mu’adh ibn Jabal (RA): “Meraih ilmu pengetahuan demi ridho Allah, karena pengetahuan melahirkan kesalehan, mengagungkan Ilahi dan takut akan dosa. Mencari ilmu demi ridho Allah adalah ibadah, belajar adalah sikap mengingat kebesaran Allah (Zikir), mencarinya adalah perjuangan yang ganjarannya adalah pahala (Jihad), mengajarkannya kepada seseorang yang menganggapnya berharga adalah sedekah, dan mengamalkannya pada rumah seseorang memperkuat tali silahturahmi diantara keluarga. Ilmu adalah sahabat penyejuk ketika dalam kesendirian. Ilmu adalah sahabat terbaik bagi para pengelana. Ilmu adalah sahabat terdekatmu yang menyampaikan rahasianya kepadamu. Ilmu adalah pedangmu yang paling ampuh untuk lawanmu, dan terakhir, ilmu adalah pakaian yang akan menaikkan derajatmu dalam jamaah persaudaraanmu.” [Hilyat'ul Awliya Wa Tabaqat'ul Asfiya]
Dengan hal yang sama, Sharafuddin Maneri (RA) berkata, “Ilmu pengetahuan adalah puncak segala kebahagiaan, sebagaimana kebodohan adalah titik awal dari segala keburukan. Keselamatan datang dari ilmu, kehancuran datang dari kebodohan.” [Maktubat-i Sadi]
2. Kualitas kepemimpinan dan dukungan pemerintah.
Pada zaman awal keislaman, penguasa kaum Muslim tidak hanya menjadi pendukung edukasi, mereka sendiri merupakan para sarjana yang hebat. Mereka juga dikelilingi oleh kaum terpelajar seperti para ahli filosofi, ahli fiqh, ahli hadis, ulama, analis, penyair, matematikawan, ilmuwan, insinyur, arsitek dan dokter. Para kaum terpelajar memiliki nilai yang tinggi di pemerintahan. Mereka membangun perpustakan, universitas, pusat penelitian, dan observatorium. Mereka mengundang kaum terpelajar dari seluruh bangsa dan agama untuk datang ke wilayah mereka. Sehingga kota yang mereka bangun menjadi metropolitan ilmu pengetahuan di segala bidang. Sebagaimana universitas saat ini seperti MIT, Standford, Yaledan Princeton, universitas-universitas kaum Muslim dahulu adalah universitas terunggul.
Dan apa yang kita miliki saat ini? Kebanyakan pemimpin di negeri kaum Muslim adalah setengah terpelajar, yang dikelilingi (dengan tingkat pengecualian yang rendah) oleh kroni-kroni mereka yang kualifikasi terpenting bagi mereka bukanlah kompetensi atau pendidikan tetapi hubungan dengan penguasa atau keluarganya.
Penguasa-penguasa kita (dengan tingkat pengecualian yang rendah) korup dan mementingkan diri sendiri. Tidak heran, mereka dikelilingi oleh orang-orang korup yang diberikan posisi untuk menggemukkan simpanan kerabat-kerabat mereka. Lebih lanjut, ketika jumlah istana dan rumah-rumah megah terus meningkat, tidak satupun universitas yang dibangun oleh penguasa-penguasa ini. Hanya beberapa persen dari budget negara yang dibelanjakan untuk pendidikan dan penelitian. Jadi, adalah wajar ketika menyaksikan begitu suramnya catatan penemuan ilmiah dari negara-negara Muslim. Tidak ada satupun universitas dari negeri kaum Muslim yang berada pada peringkat 100 universitas terbaik di dunia. Mereka yang memiliki pemikiran cemerlang pelan-pelan terkuras jumlahnya dari negeri mereka karena memilih untuk menetap (dengan tingkat pengecualian yang rendah) di negara-negara barat yang lebih menjanjikan, dimana mereka bisa mengaplikasikan kepintaran dan keahlian mereka.
Komunitas masyarakat kita begitu terikat dalam sebuah sistem hubungan kerabat dimana proyek-proyek pemerintahan hampir semuanya disokong oleh pertimbangan hubungan bisnis dan personal daripada apa yang baik bagi masyarakat kita. Sehingga muncullah kaum-kaum jutawan setengah terpelajar yang sama sekali tidak menghargai pendidikan atau pelayanan.
Mengapa sikap seperti ini, ketika Islam mengajarkan bahwa setiap orang yang mencari kebajikan selayaknya bersama mereka yang bajik dan bersahabat dengan mereka yang berbudi pekerti luhur – mereka yang terpelajar, simpatik, dermawan, jujur, ramah, sabar, terpercaya, murah hati, tahu diri dan sahabat sejati?
Jadi jika negara-negara Muslim ingin mengambil kembali khazanah pengetahuan mereka yang hilang, mereka harus meneliti kembali jejak mereka terdahulu yang membuat mereka sukses dan menyingkirkan cara-cara yang dipakai pada saat ini yang mengantarkan kepada kegelapan dan kehancuran.
Izinkan kembali saya memaparkan perkataan Carli Fiorina, yang mengatakan, “Pemimpin-pemimpin seperti Sulaiman berkontribusi terhadap gagasan-gagasan toleransi dan kepemimpinan sipil kita. Dan mungkin kita bisa belajar dari contoh yang ia terapkan: Sebuah kepemimpinan berdasarkan keahlian dan kemampuan, bukan berdasarkan keturunan. Sebuah kepemimpinan yang memanfaatkan kemampuan penuh dari keberagaman populasi masyarakatnya yang termasuk di dalamnya kaum Kristiani, kaum Muslim, dan kaum Yahudi. Kepemimpinan gemilang seperti inilah yang menumbuhkan kebudayaan, stabilitas, keberagaman dan teguhnya harapan yang membawa mereka menuju 800 tahun era penemuan dan kemakmuran.”
Apakah pemimpin-pemimpin kita akan memperhatikan dan mempertanggungjawabkan perbuatan-perbuatan mereka?
3. Melangkah melampaui apa yang diharapkan:
Sebagaimana saya kemukakan diatas, kaum Muslim sangat jauh tertinggal pada setiap bidang pengetahuan. Adalah tidak mungkin menutupi jurang yang semakin lebar ini hanya dengan mengikuti arus atau hanya melakukan apa-apa seadanya. Strategi kita seharusnya adalah berusaha melangkah melampaui kemampuan rata-rata kita, melakukan hal-hal yang lebih besar. Untuk menjelaskan poin ini, izinkan saya menutupnya dengan sebuah kisah pada zaman Rasulullah SAW.
Diriwayatkan dari Thalhah bin ‘Ubaidillah r.a.: Seorang lelaki dengan rambut tergerai dari Najd menemui Rasulullah Saw. dan kami mendengar suaranya yang keras meskipun tidak bisa menangkap apa maksudnya, kemudian lelaki itu mendekat (hingga akhirnya kami tahu bahwa ia datang untuk) bertanya tentang Islam. Rasulullah Saw. bersabda, “Kau harus mengerjakan shalat lima kali dalam sehari semalam.” Laki-laki itu bertanya, “Adakah shalat lain yang harus kukerjakan?” Rasulullah Saw. menjawab, “Tidak ada. Tetapi jika mau, kau dapat mengerjakan shalat nawafil.” Lebih jauh Rasulullah Saw. bersabda kepadanya, “Kau harus mengerjakan puasa selama bulan Ramadhan.” Orang itu bertanya, “Adakah puasa lainnya yang harus kukerjakan?” Rasulullah Saw. menjawab, “Tidak ada. Tetapi jika mau, kau dapat mengerjakan puasa sunnah.” Kemudian Rasulullah Saw. bersabda kepadanya, “Kau harus membayar zakat.” Orang itu bertanya, “Apakah masih ada yang lainnya yang harus kubayar selain zakat?” Rasulullah Saw. menjawab, “Tidak ada. Kecuali jika kau ingin mendermakan sebagian milikmu.” Kemudian laki-laki itu pamit seraya berkata, “Demi Allah! Aku tidak akan mengerjakan yang lain selain ini. Rasulullah Saw. bersabda, “Jika yang dia katakan benar, dia akan masuk surga.”
Di dalam hadis ini tersimpan formula untuk meremajakan semangat negara-negara kaum Muslim. Semoga kita dibimbing untuk mendapatkan kembali khazanah kita yang hilang!

Tangkal Santet Dengan Hukum Fisika



Santet, teluh, sihir atau apapun namanya adalah energi negatif yang mampu merusak kehidupan seseorang : berupa terkena penyakit, kehancuran rumah tangga hingga sampai dengan kematian.
santet

Berbagai penyelidikan pun telah banyak dilakukan ilmuwan terhadap fenomena santet dan sejenisnya. Tentu metode penelitian para ilmuwan agak berbeda dengan agamawan. Jika para agamawan memakai rujukan dalil2 kitab suci (ayat kitabiyah), maka para ilmuwan menggunakan ayat kauniyah (alam semesta) untuk menyelidiki santet ini. Penyelidikan menggunakan ayat kauniyah tentunya harus memiliki metode yang s ifa tnya ilmiah, mulai dari mencari kasus2 santet, tipe2 santet, gejala, akibat dlsb. Lalu kemudian dilakukan berbagai eksperimen untuk penyembuhannya. Salah satu kesimpulan/pendapat yang mengemuka adalah santet itu sebenarnya adalah energi. Kenapa dalam kasus santet bisa masuk paku, kalajengking, penggorengan dll bisa dijelaskan melalui proses materialisasi energi.
haxims.blogspot.com

Nah, santet dan mahluk halus itu ternyata energi yang bermuatan (-). Bumipun ternyata memiliki muatan (-). Dalam hukum C Coulomb dikatakan bahwa muatan yang senama akan saling tolak menolak dan muatan yang tidak senama justru akan tarik menarik. Rumusnya :

F = K * ((Q1*Q2)/R^2)
F = gaya tarik menarik
K = Konstanta
Q1, Q2 = muatan
R = jarak

Nah karena demit alias mahluk halus dan bumi itu sama-sama bermuatan (-) makannya para demit itu tidaklah menyentuh bumi. Orang tua jaman dulu juga sering mengingatkan jika bicara dgn orang yg tidak dikenal pd malam hari maka lihatlah apakah kakinya menapak ke bumi atau tidak. Jika tidak maka ia berarti golongan mahluk halus.

Begitu juga dengan santet yang ternyata bermuatan (-) maka secara fisika bisa ditanggulangi atau ditangkal dengan hukum C Coulomb ini. Saya tidak membahas metode melawan santet dengan zikir karena sudah banyak dibahas tapi saya menawarkan alternatif lainnya yg bisa bersifat “standalone” (utk non muslim) maupun digabungkan dgn zikir (utk muslim).

Beberapa Metodenya :

Cara 1
Tidurlah dilantai yang langsung menyentuh bumi. Boleh gunakan alas tidur asal tidak lebih dari 15 Cm. Dengan tidur dilantai maka santet kesulitan masuk karena terhalang muatan (-) dari bumi.

Cara 2
Membuat alat elektronik yang mampu memancarkan gelombang bermuatan (-). Mahluk halus, jin, santet dll akan menjauh jika terkena getaran alat ini. Tapi Kelemahan alat ini tidak mampu mendeteksi mahluk baik dan jahat. Jadi, alat ini akan “menghajar” mahluk apa saja. Jika ada jin baik dan jin jahat maka keduanya akan “diusir” juga.

Cara 3
Melakukan gerakan senam khusus dimana tapak kaki harus menyentuh bumi. Gerakan senam ini hanya punya satu gerakan inti saja jadi mudah sekali dilakukan oleh anak2 hingga orang tua. Selain utk penyembuhan berbagai penyakit medis yg sulit sembuh, senam ini cukup banyak menyelesaikan kasus santet juga. Ini murni senam, tanpa mantra atau pernafasan khusus.

Cara 4
Menanam pohon atau tanaman yang memiliki muatan (-). Bagi yang peka spiritual, aura tanaman ini adalah terasa “dingin”. Pohon yang memiliki muatan (-) diantaranya : dadap, pacar air, kelor, bambu kuning dll. Tanaman sejenis ini paling tidak disukai mahluk halus. Biasanya tanaman bermuatan (-) ini tidaklah mencengkram terlalu kuat di tanah (bumi) dibandingkan dengan tanaman bermuatan (+)

Lain halnya dengan pohon yang memiliki muatan (+) seperti pohon asem, beringin, belimbing, kemuning, alas randu dll maka phohon sejenis ini tentu akan menarik mahluk halus dan seringkali dijadikan tempat tinggal. Hal ini dikarenakan ada gaya tarik menarik antara pohon (+) dan mahluk halus (-) sesuai hukum C Coulomb.

Senin, 02 Januari 2012

Inilah Hubungan Antara Ka'Bah , Kiblat dan Kiamat !



Kita Kadang bertanya kenapa sholat wajib menghadap kiblat? trus kenapa berdoa di area Ka'bah lebih Abdol atau di ijabah.? karena rumah ibadah yang pertama diberkahi Allah adalah Ka'bah.

1. Ketika mempelajari Kaidah Tangan Kanan (Hukum Alam), bahwa putaran energi kalau bergerak berlawanan dengan arah jarum jam, maka arah energi akan naik ke atas akan naik ke atas. Arah ditunjukkan arah 4 jari, dan arah ke atas ditunjukkan oleh Arah Jempol.
2. Dengan pola ibadah thawaf dimana bergerak dengan jalan berputar harus berlawanan jarum jam, ini menimbulkan pertanyaan, kenapa tidak boleh terbalik arah, searah jarum jam misalnya.


3. Kenapa Solat harus menghadap Kiblat, termasuk dianjurkan berdoa dan pemakaman menghadap Kiblat.
4. Kenapa Solat Di Masjidil Haram menurut Hadist nilainya 100.000 kali dari di tempat sendiri.
5. Singgasana Tuhan ada di Langit Tertinggi

Perenungan Sintesa :

1. Energi Solat dan Doa dari individu atau jamaah seluruh dunia terkumpul dan terakumulasi di Kabah setiap saat, karena Bumi berputar sehingga solat dari seluruh Dunia tidak terhenti dalam 24 jam, misal orang Bandung solat Dzuhur, beberapa menit kemudian orang Jakarta Dzuhur, beberapa menit kemudian Serang Dzuhur, Lampung dan seterusnya. Belum selesai Dzuhur di India Pakistan, di Makasar sudah mulai Ashar dan seterusnya. Pada saat Dzuhur di Jakarta di London Sholat Subuh dan seterusnya 24 jam setiap hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya.

2. Energi yang terakumulasi, berlapis dan bertumpuk akan diputar dengan generator orang-orang yang bertawaf yang berputar secara berlawanan arah jarum jam yang dilakukan jamaah Makah sekitarnya dan Jamaah Umroh / Haji yang dalam 1 hari tidak ditentukan waktunya.

3. Maka menurut implikasi hukum Kaidah Tangan Kanan bahwa Energi yang terkumpul akan diputar dengan Tawaf dan hasilnya kumpulan energi tadi arahnya akan ke atas MENUJU LANGIT. Jadi Sedikit terjawab bahwa energi itu tidak berhenti di Kabah namun semuanya naik ke Langit. Sebagai satu cerobong yang di mulai dari Kabah. Menuju Langit mana atau koordinat mana itu masih belum nyampe pikiran saya. Yang jelas pasti Tuhan telah membuat saluran agar solat dan doa dalam bentuk energi tadi agar sampai Ke Hadirat Nya. Jadi selama 24 Jam sehari terpancar cerobong Energi yang terfokus naik ke atas Langit. Selamanya sampai tidak ada manusia yang solat dan tawaf (kiamat?).
Kesimpulan
1. Solat dan Doa, diyakini akan sampai ke langit menuju Singgasana Tuhan selama memenuhi kira-kira persyaratan uraian di atas dengan sintesa (gabungan/Ekstrasi) renungan hukum agama dan hukum alam, karena dua-duanya ciptaan Tuhan juga. Jadi hendaknya ilmuwan dan agamawan bersinergi/ saling mendukung untuk mencapai kemaslahatan yang lebih luas dan pemahaman agama yang dapat diterima lahir batin

2. Memantapkan kita dalam beribadah solat khususnya dan menggiatkan diri untuk selalu on-line 24 jam dengan Tuhan, sehingga jiwa akan selalu terjaga dan membuahkan segala jenis kebaikan yang dilakukan dengan senang hati (iklas).

3. Terjawablah jika sholat itu tidak menyembah batu (Kabah) seperti yang dituduhkan kaum orientalis, tapi menggunakan perangkat alam untuk menyatukan energi solat dan doa untuk mencapai Tuhan dengan upaya natural manusia.

4. Tuhan Maha Pandai, Maha Besar dan Maha Segalanya

Ini sekedar renungan dan analisa , semoga saja mampu memotivasi kita dan para Pakar untuk memicu pemikiran, penelitian lebih dalam untuk lebih mempertebal keimanan dan menjadi saksi bahwa Tuhan menciptakan semesta dengan penuh kesempurnaan tidak dengan main-main (asal jadi) sehingga makin yakin dan cinta pada Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin renungan ini berlebihan dan berfantasi, tapi sedikitnya ini pendekatan yang mampu menjawab pertanyaan sebagaimana di atas dan tidak bertentangan dengan Kitab Suci dan Hadist bahkan mendukungnya. Semoga bermanfaat...


Ramalan Untuk Memastikan Bahwa Ka'bah Dan Kiamat hanya Allah Yang Tahu :
1. Ka'bah Akan Hancur Dengan Sendirinya (Terbukti dengan ditenggelamkannya satu pasukan yang akan menyerang ka'bah suatu hari nanti)
2. Jika Pusat Bumi Bergeser Akan Banyak Kekacauan (seperti Musim Yang tidak Mengenal waktu)
3. Kiamat Akan Cepat Terjadi Jika Sholat Sudah Ditinggalkan
4. Anda Pasti Juga pernah mendengar jika Siapa Yang Meninggalkan sholat berarti telah merobohkan Agama.
5. Untuk selain Islam, kapan kapan akan kita kupas, bagaimana kemampuan Pentium 2 dan pentium 4 sungguh berbeda, bagaimana petunjuk Allah Disempurnakan dari umat Ibrahim, Musa hingga Muhammad saw, Nabi Isa menyempurnakan Taurat dengan Injil, Dan Muhammad menyempurnakan keduanya Dengan Al Qur'an. Hingga Kalian mengerti bahwa kita dulu adalah umat yang satu.

Misteri Krakatau dan Burung Ababil


13176931952087970351

Ababil
Kisah burung Ababil sudah sangat melegenda dalam ummat Islam. Terutama masyarakat Arab yang tinggal tak jauh dari Baitullah Ka’bah Al Mukarramah. Cerita tentang burung Ababil merupakan cerita dahsyat yang selama ini menghiasi keberadaan Ka’bah dimana pada masa lalu sebelum Rasulullah Muhammad SAW terlahir maka Ka’bah mendapat ancaman dari raja Abrahah yang ingin menghancurkannya.

Rasulullah Muhammad SAW sendiri terlahir pada tahun 571 Masehi. Sementara kisah burung Ababil terjadi sebelum kelahiran beliau. Di sini saya sedikit melakukan utak-atik-gathuk karena menurut saya peristiwa antara hadirnya burung Ababil di kota Mekkah hampir bersamaan dengan peristiwa meletusnya gunung Krakatau purba pada tahun 535 Masehi. Barangkali dari kompasianer sekalian ada yang bisa menambahkan data bahwa peristiwa hancurnya pasukan Abrahah oleh burung Ababil apakah terjadi di tahun kelahiran Nabi SAW atau jauh sebelumnya. Jika menghitung selisih tahun di atas maka kita akan mendapati data 571 - 535 = 36 tahun selisihnya.


Sekelumit Kisah Burung Ababil

Raja Abrahah sudah sampai di kota Mekkah dengan pasukan gajahnya. Penduduk Mekkah sudah pasrah bahwa Ka’bah adalah rumah Allah dan mereka menyerahkan sepenuhnya perlindungan Ka’bah kepada-NYA. Hanya tinggal beberapa meter lagi pasukan gajah Abrahah menyentuh Ka’bah tiba-tiba tanda pertama muncul, yakni gajah yang digunakan pasukan Abrahah tidak mau bergerak, gelisah. Gajah-gajah itu seakan tahu bahwa bahaya sedang mengancam mereka. Tak lama kemudian awan menjadi gelap bagaikan mendung yang teramat pekat. Di saat itulah bebatuan panas meluncur dari langit menjatuhi pasukan Abrahah.


Dari sekelumit kisah di atas ada beberapa data yang bisa kita rinci,
1. Gajah yang tadinya gagah mendadak gelisah. Ini seperti terjadi pada umumnya hewan, mereka kerap memberi tanda bahwa bencana akan segera datang di lokasi itu. Hewan memang memiliki insting yang kuat atas tanda-tanda bencana dan bahaya.

2. Awan gelap. Peristiwa awan gelap ini menjadi bagian dari episode hadirnya burung Ababil. Sebelum bebatuan panas meluncur menghancurkan pasukan Abrahah, awan hitam ini mendahului.



Dari beberapa data yang coba saya kolekting awan gelap merupakan fenomena yang ikut menghiasi meletusnya gunung berapi, termasuk Krakatau. Peristiwa meletusnya Krakatau pada tahun 535 adalah peristiwa tragedi global yang sangat menakutkan.


3. Bebatuan Panas yang Menghancurkan. Jika di simak gambar berikut ini,


13176918181943466077
Rotasi bumi dari Kiri ke Kanan bola bumi

Rotasi bumi yang bergerak dari kiri ke kanan globe bumi menjadikan aliran angin di atmosfer bumi bergerak deras ke arah kebalikan, kanan ke kiri. Sehingga bisa jadi lontaran bebatuan panas dari Krakatau bergerak menuju kota Mekkah. Kita akan rinci di bawah.
Letusan Krakatau 535
Letusan gunung Krakatau pada tahun 535 merupakan peristiwa tragedi besar di seluruh penjuru dunia. Letusan itu menjadi dampak bencana yang dirasakan di seluruh dunia. Bahkan letusannya disetarakan dengan 2 Milyar kali bom atom Hiroshima. Sehingga dari letusan ini menghasilkan laut selat Sunda dan memisahkan daratan menjadi dua pulau menjadi Sumatera dan Jawa.Lebih Lengkapnya di sini. Data pendukung kegelapan eropa bisa dibaca di siniKrakatau 535
Beberapa tahap letusan Krakatau 535,
1. Gempa bumi. Tanda awal reaksi gunung berapi. Tanda awal ini sudah dirasakan sampai Batavia (Jakarta).
2. Letusan bak guntur yang menggelegar. Letusan ini menghasilkan suara hingga terdengar sampai Australia. Letusan ini juga menghasilan gelombang kedap udara yang lazim terjadi pada ledakan bom. Sehingga dari letusan ini sudah menghasilkan korban jiwa.
3. Letusan yang dihasilkan dari pecahnya Kaldera melontarkan ribuan kubik lava ke lapisan Stratosfer. Lava dan bebatuan panas ini kemudian ditemukan di bongkahan es Greenland dan Antartika. Dan bisa jadi jatuh pula di Mekkah sebagai burung Ababil yang membakar pasukan Abrahah.

4. Ledakan yang besar itu mengguncang tanah sehingga ambles dan memisahkan daratan Jawa dan Sumatera dan terbentuklah selat Sunda.

5. Lava, debu, bebatuan, dan krikil yang terlontar ke Stratosfer menjadikan hampir seluruh langit bumi gelap dan menutupi cahaya matahari. Sehingga suhu udara di bumi turun mencapai 10 derajat di ekuator. Turunnya suhu dan minimnya matahari menjadikan bumi tak ubahnya planet Venus. Komponen vegetasi di bumi rusak sehingga cadangan makanan menjadi minim. Dan peristiwa ini mengakibatkan pergolakan sosial dalam memperebutkan cadangan makanan. Peristiwa ini akan saya lanjutkan dalam tulisan berikutnya yang akan menceritakan tentang “Krakatau dan Mitos Akhir Zaman”. Idenya sudah ada tinggal jari-jemari yang sudah gatal untuk segera menari.

Simpulan


Nah, beberapa Episode letusan Krakatau 535 di atas jika dikaitkan dengan peristiwa burung Ababil mendapati banyak kesamaan tanda-tanda alam. Yakni, kegelisahan hewan akan bencana, awan gelap yang menutup cahaya matahari, dan luncuran material panas ke permukaan bumi yang membakar segala yang terkena.
Sekali lagi ini saya sebut sebagai utak-atik-gathuk. Saya berharap benar adanya. Silahkan dan melengkapi data-datanya jika ada sehingga sajian saya ini semakin kuat atau jauh dari harapan. Saya hanya kagum bahwa Indonesia ternyata menjadi perhatian dunia karena Krakatau. Salah satu gunung yang menjadi bagian dari keluarga besar Cincin Api Nusantara ini ternyata sangat ditakuti oleh dunia. Dan pernah menjadi sebab atas wabah dunia. Bisa jadi salah satunya adalah burung Ababil. Begitulah warga Arab menamakan material Krakatau ini